Halaman

Jumat, 17 Desember 2010

portofolio tahun 2011

Analis memperkirakan saham perbankkan plat merah masih menjadi saham pilihan untuk portofolio tahun 2011. Vice President Erdhika Elite Securities Muhammad Reza mengatakan hal ini berdasarkan pertumbuhan kredit hingga kuartal III 2010 sebesar 21,2 persen guna mencapai 22 persen di akhir tahun.

Loan to Deposit Ratio perseroan mencapai 77,06 persen pada september 2010. "Tahun 2011 pertumbuhan kredit mencapai 25 persen dan CAR perbankan akan meningkat menjadi 19 persen terkait rencana rights issue beberapa bank dan LDR tahun 2011 mencapai 85 persen," jelas dia.

Hal yang sama disampaikan oleh Direktur Utama PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Jerry Ng. "Kami optimis  tahun depan ekspansi kredit kami akan melebihi tahun ini," kata dia. Sepanjang sembilan bulan tahun 2010, ekpansi kredit BTPN mencapai 39 persen.

Perseroan pun saat ini tengah memproses penerbitan saham baru senilai Rp 1,32 triliun. Saham ini akan ditawarkan kepada pemegang saham dengan mekanisme 5:1. Artinya setiap lima saham BTPN yang tercatat berhak atas 1 saham rights issue yang diambil dari portepel.

Dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk menambah modal ditempatkan dan modal disetor perseroan menjadi Rp 113,27 miliar dari sebelumnya Rp 94,39 miliar serta ekspansi kredit. Posisi CAR setelah rights issue diperkirakan mencapai 22 persen. Saat ini posisi CAR perseroan sebesar 15,2 persen.

Bank Negara Indonesia juga berencana melakukan pelepasan saham baru guna meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR) hingga diatas 20 persen dari posisi saat ini 12,5 persen. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) akan melakukan penerbitan saham baru (rights issue) pada Desember 2010 sebanyak-banyaknya 3.374.716.060 (3,37 miliar) saham bernominal Rp375. Perseroan melepas saham baru tersebut di posisi Rp 3100.

Satu lagi bank pelat merah PT Bank Mandiri Tbk juga berencana untuk melakukan rights issue senilai Rp 14 triliun. Kementrian Badan Usaha Milik Negara memperkirakan eksekusi saham baru Bank Mandiri pada kuartal I atau II tahun 2011.

Adapun rasio kecukupan modal sektor perbankan hingga kuartal ketiga 2010 mencapai 18,6 persen lebih tinggi dari tahun 2009 dilevel 17,4 persen. "Penambahan CAR ini untuk meningkatkan daya ekspasnsi bank itu sendiri," jelas Kepala Riset Bhakti Securities Edwin Sebayang.  Kredit modal kerja mengalami peningkatan merupakan indikasi ada peningkatan bisnis di sektor riil.

Riset Bhakti Securities merekomendasikan empat perbankkan BUMN sebagai pilihan portofolio tahun 2010. Antara lain Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, dan Bank Tabungan Negara. "Fokus pada kredit sektor mikro dengan jaringan luas dan tersebar di seluruh Indonesia, ," kata Edwin.

BRI misalnya sebagai bank dengan portofolio kredit terbesar dan meraih laba besar terbesar di Indonesia. BRI juga berencana untuk mengeluarkan obligasi subdebt guna mempertahankan posisi CAR sebesar Rp 3 triliun dan menurunkan pembayaran dividen menjadi maksimal 30 persen.

Meski begitu sektor ini rentan terhadap kenaikan suku bunga perbankkan. Seiring dengan pemulihan ekonomi global dan peningkatan ekspektasi inflasi, Bank Indonesia (BI) akan mulai merevisi suku bunga acuan, atau yang dikenal sebagai BI Rate. Kebijakan suku bunga acuan sangat ditentukan oleh laju inflasi.

perdagangan Indonesia dengan India

Nilai total perdagangan Indonesia dengan India diperkirakan mencapai 12 miliar dollar AS selama 2010 atau lebih besar, baik dari 2009 maupun 2008 sebelum terjadi krisis global.
"Sepertinya ada peningkatan. Pada 2010, kelihatannya bisa tercapai 12 miliar dollar AS," kata Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Gusmardi Bustami di kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Jumat (17/12/2010).
Perkiraan itu dinilai realistis mengingat nilai total perdagangan di antara kedua negara sempat menurun sedikit menjadi 9,6 miliar dollar AS pada 2009 akibat krisis global dan menunjukkan peningkatan bermakna selama 2010.
Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai total perdagangan antara Indonesia dan India sepanjang Januari-September 2010 sudah mencapai 9,3 miliar dollar AS.
Selain itu, pelaksanaan perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dan India (ASEAN-India Free Trade Agreement atau AIFTA) juga sedikit banyak ikut mendorong peningkatan perdagangan di antara kedua negara.
"Indonesia mulai memberlakukan AIFTA pada 1 Oktober, tapi penggunaan fasilitas preferensi AIFTA sudah cukup banyak. Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai surat keterangan asal (SKA) preferensi AIFTA sudah mencapai 120 juta dollar AS," katanya.
Ekspor Indonesia ke India, yang jumlah penduduknya mencapai 1,17 miliar jiwa dan ekonominya tumbuh pesat, cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Nilai ekspor Indonesia ke India yang pada 2005 mencapai 2,9 miliar dollar AS naik menjadi 3,4 miliar dollar AS pada 2006 dan bertambah menjadi 4,9 miliar dollar AS pada 2007.
Tahun 2008, nilai ekspor Indonesia kembali naik menjadi 7,1 miliar dollar AS dan naik lagi menjadi 7,4 miliar dollar AS pada 2009.
Sementara itu, selama Januari-Agustus 2010, ekspor Indonesia ke India mencapai 6 miliar dollar AS atau meningkat 34,7 persen jika dibandingkan periode yang sama pada 2009.
Perdagangan Indonesia dengan India juga selalu surplus. Tahun ini, selama Januari-September, surplus perdagangan Indonesia ke India mencapai 4,6 miliar dollar AS.
Dalam hal ini, komoditas ekspor terbesar Indonesia ke India adalah minyak sayur, minyak sawit mentah, batu bara, biji tembaga, kacang mete, kertas koran, mesin dan elektronik, produk kimia, karet alam, balata, barang dari kaca, serta bubur kertas.
Sementara itu, komoditas ekspor terbesar India ke Indonesia antara lain adalah nilon, bahan kimia organik, produk besi dan baja, tembaga dimurnikan, serat sintetis, serta kapas.

Rabu, 15 Desember 2010

Robert Kuok

Jika Indonesia memiliki Budi Hartono bersaudara sebagai orang terkaya Indonesia, Malaysia memiliki Robert Kuok sebagai orang kaya Malaysia versi Majalah Forbes 2010.

Kekayaan Robert mencapai US$14,5 miliar tahun ini. Ia memiliki bisnis di berbagai bidang, mulai dari perusahaan beras, gula, jasa pengiriman, real estate dan media. Pada 2007, ia juga masuk ke perusahaan kelapa sawit hasil merger Indonesia dan Singapura, Wilmar Internasional yang dijalankan keponakannya.

Robert yang kini berusia 86 itu memiliki kisah menarik bagaimana ia merintis usahanya dari bawah. Robert Kuok memulai hidupnya dengan bekerja di Mitsubishi selama 3 tahun di divisi pengiriman beras. Setalah ayahnya meninggal pada 1948, tiga saudaranya mendirikan perusahaan dengan nama Kuok Bros Sdn Bhd. Perusahaan itu khusus menjual hasil pertanian, dan sukses pada 1961 ketika ia membeli gula murah dari India, dimana harganya kemudian melambung.

Ia lalu mendirikan Malaysia Sugar Manufacturing, yaitu perusahaan gula refinery pertama di Malaysia. Hal itu membuat Robert memiliki banyak hubungan dengan pemain besar gula dan rafinasi.

Sepanjang tahun 60-70an perusahaan Kuok tumbuh pesat dengan harga gula yang terus meningkat. Ia menciptakan Perkebunan Perlis dan memperluas bisnisnya memproduksi gula.

Kuok lalu bersama dengan pemain besar lainnya menjual 1 juta ton gula ke Cina pada 1971. Pria yang pernah dijuluki Raja Gula Asia ini kemudian mendirikan perkebunan gula terbesar di Indonesia yang bekerja sama dengan pengusaha Liom Sioe Liong (Sudono Salim).

Di tahun yang sama, ia membangun hotel pertama di Singapura, Shangri-La Hotel dan setelah itu ia membangun Kowloon Shanri-La di Hong Kong. Tak berhenti disitu, Robert juga membeli 30 persen saham Sucden Kerry International, perusahaan Prancis yang menguasai sebagian perdagangan gula dunia.
Lantas masuk ke dalam bisnis perdagangan minyak, dengan membeli 67 persen saham perusahaan perdagangan minyak Hamburg. Tak hanya itu uangnya juga diinvestasikan ke bisnis media, dengan membeli 18 persen saham TVB, yang menerbitkan South China Morning Star.

Dalam perayaan Ultah Kuok Group, Robert mengungkapkan ia sangat menaruh hormat dan berhutang budi terhadap ibunya. Ibunya yang mengajarkan nilai kejujuran dan berperan sebagai kapten dalam bisnis keluarga itu. Ia juga menekankan perusahaan yang baik adalah yang memberi sumbangsih kepada masyarakat.
"Industri ini tidak mungkin terjadi tanpa visi anggota pendiri, kontribusi dan loyalitas karyawan dan prinsip moral yang kuat dari ibu saya."

Menurut bapak 8 anak ini, kekayaan harus digunakan untuk dua tujuan utama, yaitu pertama, untuk menciptakan kekayaan yang lebih besar. Kedua, bagian dari kekayaan harus dapat memperbaiki umat manusia, dengan tindakan filantropi atau investasi di bidang pengetahuan, kesehatan

Indeks diperkirakan melemah

Saham-saham sektor komoditas diperkirakan menjadi penopang bagi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 16 Desember 2010.

"Indeks diperkirakan melemah lagi, karena aksi profit taking (ambil untung) dalam empat hari terakhir ini," kata Kepala Riset PT Recapital Securities
Penguatan saham-saham komoditas tersebut, menurut Pardomuan, disebabkan kenaikan harga batu bara dan minyak sawit mentah dunia. "Kami sarankan saham komoditas untuk ke depannya," tutur dia.

Recapital Securities kemudian merekomendasikan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) untuk transaksi hari ini. "Fundamental perseroan bagus dan didukung harga komoditas di pasar dunia yang sedang meningkat," ujar Pardomuan.

Kendati demikian, Pardomuan mengingatkan saham berkode AALI masih dibayangi oleh pelemahan harga. "Tapi, itu bisa diakumulasi, jadi rekomendasinya beli di saat harganya terkoreksi," kata dia.